10 Alasan Pengikut Yesus Yang Setia Harus Masuk Islam – 1

Dalam Buku ustad H. Insan LS Mokoginta yang berjudul 10 Alasan Menjadi Pengikut Yesus Yang Setia Harus Masuk Islam dijabarkan bagaimana seharusnya umat Kristen harus memeluk Islam. Berikut kesepuluh penjelasan yang ditulis oleh beliau:
1. Mengenai Makanan Haram
Alkitab cetakan baru tahun 1996-2005
Imamat 11:7-8 Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan bangkainya janganlah kamu sentuh; haram semuanya itu bagimu.
Ulangan 14:8 juga babi hutan, karena memang berkuku belah, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan janganlah kamu terkena bangkainya.
Alkitab cetakan lama 1991
Imamat11:7-8 Demikian juga babi, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak, haram itu bagimu.
Alkitab cetakan lama tahun 1941
Imamat 11:7-8 Dan lagi babi, karena soenggoehpon koekoenja terbelah doewa, ija itoe bersiratan koekoenja, tetapi tiada ija memamah bijak, maka haramlah ija kapadamoe. Djangan kamoe makan daripada dagingnja dan djangan poela kamoe mendjamah bangkainja, maka haramlah ija kapadamoe.
Catatan: Menurut Alkitab babi itu haram. Kenyataanya oleh mereka bai diternak secara khusus, dipelihara, dirawat dan dijadikan sebagai bahan dagangan, dagingnya diperjualbelikan sebagai sumber penghidupan. Padahal jangankan memakannya, menyentuh tubuhnya saja dilarang dalam Alkitab.
Semua umat Islam mengharamkan babi. Tetapi hampir semua umat Kristiani justru makan babi, kecuali sebagian kecil saja dari sekte Advent. Ini membuktikan bahwa yang ikut firman Allah dalam Alkitab tentang haramnya babi, adalah umat Islam. Sementara umat Kristiani yang menjadikan Alkitab sebagai Kitab Sucinya, justru tidak mengharamkan makan babi, bahkan babi merupakan makanan kesukaan mereka.

Menjadi pertanyaan , mengapa umat Kristiani tidak mengharamkan makan babi, justru malah mereka menghalalkannya?? Ternyata tanpa mereka sadari , mereka tela mengikuti paham Paulus yang mengatakan bahwa segala sesuatu itu halal. Perhatikan ucapan Paulus sbb:
1. Korintus 6:12 Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun.
Ayat-ayat dalam berbagai bahasa tersebut adalah Surat Kiriman Paulus kepada jemaatnya didaerah Korintus. Pendapat Paulus yang menghalalkan sesuatu, seperti daging babi dan lain-lain, bertolak belakang dengan firman Allah yang mengharamkan babi.
Sebagai umat beragama yng taat, semestinya yang diikuti adalah firman Allah, bukan pendapat Paulus yang hanya manusia biasa.
Seandainya umat Krsitiani mengikuti firman Allah tentang haramnya babi dll, dan bagaimana cara menyembelih hewan, rasanya dalam hal makanan, tidak terlalu diragukan lagi antara Islam dan Kristanbila menghadapi jamuan atau sejenisnya.
Ada juga sebagian umat Kristiani mengatakan bahwa yang haram itu adalah “babi hutan”, jadi “babi piaraan” tidak haram. Padahal Alkitab cetakan lama tertulis “babi”, sementara Alkitab cetakan baru dirobah menjadi “babi hutan” Tentu saja yang benar yaitu “babi”, sebab semua Alkitab cetakan lama tertulis “babi”.
Makna “ babi haram” , berarti semua babi haram, tidak boleh dimakan, termasuk babi hutan. Tetapi “babi hutan haram”, berarti semua babi boleh dimakan, kecuali babi hutan.
Contoh: kata “dilarang mrerokok “ maknanya semua rokok apapun mereknya tidak boleh di hisab. Manakala dirobah menjadi “dilarang merokok bentoel”, berarti semua rokok bisa di hisab, kecuali rokok bentoel bukan? Ini membuktikan bahwa penambahan satu kata saja bisa merobah makna dan arti.
Contoh lain “orang “ jika ditambahkan kata “hutan” akan menjadi “ orang hutan”, tentu artinya sangat jauh berbeda. Demikian juga “babi” dengan “babi hutan” pasti berbeda.
Tetapi sebagian umat kristiani ada juga yang menjadikan alasan babi halal berdasarkan Injil Matius 15:11 sbb:
“Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk kedalam mulut yang menajiskan orang , melainkan yang keluar dari mulut yag menajiskan orang.”
Alasan tersebut tidal rasional dan tidak kuat, sebab jika asal masuk kedalam mulut manusia tidak menajiskan, bagaimana jika yang masuk ke mulut adalah : ganja, morphin, shabu-shabu dan sejenisnya apakah jadi halal walaupun merusak tubuh, jiwa dan pikiran manusia?
Yang namanya ganja, morphin, shabu-shabu dan sejenisnya, walaupun sebelum masuk ke mulut manusia dibacakan doa kepada Tuhan atau Yesus, tetap aja haram hukumnya.
Nah ternyata apa-apa yang benar , yang pernah difirmankan oleh Allah dalam Alkitab seperti babi haram , diwahyukan kembali oleh Allah SWT melalui malaikat Jibril kepada Nabi kita Muhammad Saw, didalam Al Qur’an. Alhamdulillah, dimanapun , siapapun dan sampai kapanpun umat Islam tetap akan mengharamkan babi. Firman Allah SWT, babi haram : Qs 2 Al Baqarah 173, Qs 5 Al Maidah 3, Qs 6 Al An’aam 145, dan Qs 16 An Nahl 115.
Contoh: Qs 2 Al Baqarah 173
173. Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Qs An ‘aam 145
145. Katakanlah: “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi – karena sesungguhnya semua itu kotor – atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
[bersambung..]

Bahkan Kepada Pemabuk, Allah Tak Mengecualikan Kasih-Nya

Peristiwa ini dialami oleh Dzunun Al Misri. Suatu hari pakaian Dzunun Al Misri kotor dan ingin segera mencucinya. Maka pergilah ia kesungai Nil untuk maksudnya itu.
Tengah asyik-asyiknya ia mengucek ( mencucui ) pakaian, ia melihat ada seekor kalajengking besar dibatu-batu, dekat dengan tempat diamana ia duduk. Kalajengking ini telah siap menyengat daging tubuhnya, membuat Dzunun makin panik ketakutan.
Ditengah rasa cemasnya itu, berdoa`lah Dzunun kepada Allah. Ia memohon kiranya Allah S.W.T mau melindungi dirinya dari sengatan hewan itu.Doa`nya didengar Allah S.W.T. Tiba-tiba sang kalajengking tersebut berbalik dan menjauhi dirinya.
Kalajengking terus bergerak menyusuri tepian sungai. Dzunun tertarik perilaku hewan ini. Maka diikutilah kemana perginya kalajengking oleh Dzunun.
Kalajengking bergerak mendekati pepohonan rindang. Waktu Dzunun berada dekat tempat itu, ia terkejut karena disana, dibawah pohon tersebut, sedang terbaring seorang pemuda.

Dari posisi dan cara berbaringnya pemuda itu, tidak sulit untuk ditebak, ia adalah pemuda yang sedang mabuk berat. Sepertinya saja ia memerlukan untuk berbaring seperti itu saking beratnya mabuk yang ia alami. Kalajengking telah berada sangat dekat dengan pemuda itu. Melihat itu Dzunun jadi merasa amat khawatir, jangan-jangan sikalajengking akan menyengat sipemuda. Kalau itu terjadi, maka ia akan mati karena racun hewan ini.
Ditengah kecemasannya, Dzunun lebih terperanjat lagi. Betapa tidak, dekat sipemuda mabuk itu malah terdapat seekor ular yang tidak kalah besar dan berbahayanya dengan sikalajengking. Ular itu juga tengah siap untuk mematuk sipemuda.
Bagaimana kejadian selanjutnya ? Matikah pemuda itu dipatuk oleh ular dan disengat oleh kalajengking itu ? Peristiwa luar biasa terjadi. Ternyata si kalajengking dengan merayap perlahan-lahan mendekati kepala ular. Setelah dekat, melompatlah ia mendapati kepala ular dan seketika itu pula ular tersebut disengatnya, sehingga terkapar dan sesaat kemudian mati karena racun ganas sikalajengking.
Selesai menyengat ular, kalajengking berjalan menjauh, meninggalkan bangkai ular beserta tubuh sang pemuda yang sedang terbaring karena mabuk itu. Kalajengking terus bergerak menyusuri tepian sungai kembali dan Dzunun terus mengikutinya juga dari belakang. Setelah kalajengking jauh, Dzunun kembali ketempat sipemuda mabuk terbaring tadi. Kemudian bersyairlah ia ;
Wahai orang yang sedang kelelapan.
Yang Maha Agung selalu menjagakan.
Dari setiap kekejian yang menimbulkan kesesatan, mengapa sampai sipemilik mata ketiduran ?
Padahal, mata itu dapat mendatangkan berbagai kenikmatan.
Syair Dzunun ternyata membuat sipemuda mabuk terjaga. Setelah sipemuda sadar, maka Dzunun menceritakan kepadanya peristiwa yang ia saksikan tadi.
Pemuda itu mendengarkan penjelasan Dzunun dengan cermat. Ia merenungkan kejadian itu dalam-dalam. Kalbunya tersadar dan bertaubatlah ia kepada Allah S.W.T. Sipemuda menyadari, bahwa betapa Pengasihnya Allah kepada setiap hamba-Nya. Bahkan itu tak terkecuali kepada pemabuk seperti dirinya, Allah masih memberikan perlindungan dan memberi kesempatan baginya untuk bertaubat.

Keutamaan Ilmu Daripada Harta

Sepuluh orang kaum Khawarij mendatangi Khalifah ke-IV, Ali bin Abi Thalib Ra. Mereka mendatangi Khalifah karena ingin menanyakan sesuatu, di samping rasa iri terhadap kepandaian khalifah, baik dalam ilmu agama maupun lainnya. Rasuluilah Saw pernah bersabda: “Aku ini kotanya ilmu pengetahuan, dan Ali adalah sebagai pintunya.”
Sesampainya mereka dihadapan Khalifah Ali, mereka diterima dengan ramah, dan Khalifah menganggap mereka sebagai tamu terhormat.
Salah seorang dari mereka membuka pertanyaan kepada Khalifah Ali: “Wahai Ali, kami adalah sepuluh orang yang diutus oleh kaum kami untuk mengajukan pertanyaan kepadamu, dan kami akan bergiliran bertanya kepadamu. Dan jawabanmu nantinya akan kami bawa pulang kepada kaum kami.”
Khalifah Ali menjawab: “Baiklah kalau demikian. Dan apa yang akan kalian tanyakan padaku?”
“Wahai Ali, manakah yang lebih mulia, ilmu pegetahuan atau harta benda, dan terangkan pula sebab-sebabnya?” tanya orang pertama.
“Ilmu pengetahuan itu adalah warisan para nabi, sedangkan harta kekayaaan adalah warisan Qarun, Syadad dan lain-lain. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan lebih mulia daipada harta benda,” jawab Khalifah Ali.
Kemudian orang kedua memberikan pertanyaan: “Manakah yang lebih mulia ilmu pengetahuan atau harta benda, dan jelaskan sebab-sebabnya?”

“Ilmu lebih mulia daripada harta, karena ilmulah yang menjaga dan memelihara pemiliknya, sedangkan harta yang empunyalah yang memelihara dan menjaganya,” jawab Khalifah Ali.
Setelah orang pertama dan kedua selesai dijawab oleh Khalifah Ali, kemudian orang ketiga, keempat, kelima, hingga orang kesepuluh mengajukan pertanyaan yang sama seperti yang diajukan oleh orang pertama dan kedua.
Kepada penanya ketiga khalifah menjawab: “Ilmu lebih mulia daripada harta, karena orang yang berilmu banyak sahabatnya, sedangkan orang yang banyak hartanya lebih banyak musuhnya.”
Kepada penanya keempat khalifah menjawab: “Ilmu lebih mulia daripada harta, karena ilmu bila disebarkan atau diajarkan akan bertambah sedangkan harta kalau diberikan kepada orang lain akan berkurang.”
Kepada penanya kelima khalifah menjawab: “Ilmu lebih mulia daripada harta, karena ilmu tidak dapat dicuri, sedangkan harta benda mudah dicuri dan dapat lenyap.”
Kepada penanya keenam khalifah menjawab: “Ilmu lebih mulia daripada harta, karena ilmu tidak bisa binasa, sedangkan harta kekayaan dapat lenyap dan habis karena masa dan usia.”
Kepada penanya ketujuh khalifah menjawab: “Ilmu lebih mulia daripada harta, karena ilmu tidak ada batasnya, sedangkan harta benda ada batasnya dan dapat dihitung jumlahnya.”
Kepada penanya kedelapan khalifah menjawab: “Ilmu lebih mulia daripada harta, karena ilmu memberi dan memancarkan sinar kebaikan, menjernihkan pikiran dan hati serta menenangkan jiwa, sedangkan harta kekayaan pada umumnya dapat menggelapkan jiwa dan hati pemiliknya.”
Kepada penanya kesembilan khalifah menjawab: “Ilmu lebih mulia daripada harta, karena orang yang berilmu mencintai kebajikan dan sebutannya mulia seperti si ‘Alim, dan sebutan mulia lainnya. Sedangkan, orang yang berharta bisa melarat dan lebih cenderung kepada sifat-sifat kikir dan bakhil.”
Dan kepada penanya kesepuluh khalifah menjawab: “Ilmu lebih mulia dan lebih utama daripada harta kekayaan, karena orang yang berilmu lebih mendorong untuk mencintai Allah. Sedangkan harta benda dapat membangkitkan rasa sombong, congkak dan takabur.”
Seusai mendengarkan jawaban Khalifah Ali yang begitu cemerlang, kesepuluh orang kaum Khawarij itu berdecak kagum, karena satu pertanyaan dapat dijawab dengan sepuluh jawaban. Kemudian, mereka kembali kepada kaumnya dengan rasa puas, dan bertambah yakin bahwa Khalifah Ali benar-benar sebagai pintu gerbangnya ilmu.

Amal Perbuatan Termasuk Dalam Iman (Bantahan atas Hanafiyah dan Murjiah)

Sumber : Artikel Amal Perbuatan Termasuk Iman, oleh Ustadz Azhari Asri (Sebuah Bantahan Terhadap Madzhab Hanafiyah dan Murjiah) [SALAFY XXIX/1419/1999/AQIDAH]

Pembahasan amal termasuk iman sangatlah layak kita tampilkan dalam rubrik AQIDAH kali ini berkaitan dengan kajian utama majalah kita, yaitu tentang Imam Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit. Hal ini disebabkan karena salah satu hujatan para Imam Jarh wat Ta’dil (kritik dan pembelaan) terhadap beliau rahimahullah dalam bidang akidah adalah ketergelinciran beliau dalam pemahaman Murjiah yang menyatakan amal bukan termasuk iman.
Hal ini ditegaskan lagi oleh Imam Abu Ahmad Abdullah bin Adi Al Jurjani (wafat tahun 365 H) dalam kitab Al Kamil Fi Dluafa’ir Rijal jilid 7 halaman 8, beliau berkata : Abdul Malik bercerita kepada kami, Yahya bin Abduka bercerita kepada kami, dia berkata : Saya mendengar Al Muqri berkata : “Abu Hanifah bercerita kepada kami dan dia adalah Murjiah.” Sambil Al Muqri mengeraskan suaranya dengan suara yang tinggi. Ditanyakan kepada Al Muqri : “Kenapa engkau meriwayatkan (hadits) darinya sedangkan dia berpaham Murjiah?” Dia menjawab : “Sesungguhnya aku menjual daging bersama tulang.” Ibnu Adi rahimahullah juga berkata : Telah bercerita kepada kami, Abdullah bin Abdul Hamid, Ibnu Abi Bazzah bercerita kepada kami, aku mendengar Al Muqri berkata : “Abu Hanifah bercerita kepadaku dan dia berpemahaman Murjiah. Dia menyeru aku kepada pemahaman Murjiah tetapi aku menolaknya.”
Ucapan Ibnu Adi tersebut juga dinukil oleh Syaikh Abu Abdirrahman Muqbil bin Hadi Al Wadi’i dalam kitabnya Nasyrus Shahifah Fi Dzikris Shahih Min Aqwal Aimmatil Jarh Wat Ta’dil Fi Abi Hanifah halaman 302. Pemahaman beliau tersebut juga diikuti oleh orang-orang yang mengikuti madzhab beliau, madzhab Hanafiyah. Di antaranya, Imam Abu Ja’far Ahmad bin Muhammad Ath Thahawi (wafat tahun 321 H). Beliau mengatakan dalam Aqidah Thahawiyah : “Iman adalah ikrar dengan lisan dan membenarkan dengan hati.” Bahkan Imam Ibnu Abil Izzi Al Hanafi (wafat tahun 792 H) berusaha membela pendapat tersebut dalam Syarah Aqidah Thahawiyah pada halaman 33 dari kitab tersebut (cetakan Maktabatil Islami, tahun 1988 M), beliau menegaskan bahwa perselisihan antara Abu Hanifah dengan imam-imam lainnya dari kalangan Ahlus Sunnah adalah semata-mata perselisihan secara lafadh, tidak mengakibatkan kerusakan pada i’tiqad (keyakinan).
Pernyataan tersebut disanggah oleh Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah dalam ta’liq (catatan kaki) beliau terhadap Aqidah Thahawiyah. Beliau menyatakan pada halaman 22, cetakan Maktabah As Sunnah : “Perselisihan antara mereka (kaum Murjiah) dengan Ahlus Sunnah dalam masalah iman bukan semata-mata (perselisihan) secara lafadh bahkan mencakup perselisihan secara lafadh dan makna yang mengakibatkan berbagai hukum yang hanya dipahami oleh orang yang men-tadabbur ucapan Ahlus Sunnah dan ucapan Murjiah, wallahu musta’an.”

Pernyataan senada juga diterangkan oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani dalam syarah dan ta’liq atas Aqidah Thahawiyah halaman 42-43. Perselisihan umat tentang permasalahan iman terbagi menjadi empat pendapat. Pertama, Ahlus Sunnah mengatakan iman adalah ucapan, amal, dan i’tiqad. Kedua, Murjiah mengatakan iman adalah ikrar dengan lisan dan membenarkan dengan hati. Ketiga, Karamiyyah mengatakan iman adalah ikrar dengan lisan. Keempat, Jahmiyah mengatakan iman adalah mengetahui dengan hati. (Syarah Ushul I’tiqad Ahlus Sunnah Wal Jamaah, cetakan Darut Thayyibah 2/830) Ketiga pendapat terakhir –yaitu yang tidak menyertakan amal sebagai bagian dari iman– adalah pendapat yang bathil sebab bertentangan dengan dalil-dalil dari Al Kitab dan As Sunnah serta ijma’ para ulama Salaf.
Dalil-Dalil Yang Menunjukkan Amal Termasuk Iman
Berikut kita bawakan dalil-dalil yang menunjukkan kebenaran madzhab pertama, Ahlus Sunnah wal Jamaah. Di antaranya : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami adalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengan ayat Kami mereka menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Tuhan-Nya sedang mereka tidak menyombongkan diri.” (As Sajdah : 15) Allah menafikan keimanan dari selain mereka. Maka barangsiapa dibacakan Al Qur’an kepadanya kemudian tidak melakukan apa yang diwajibkan Allah yaitu sujud (shalat, red.), dia tidak tergolong orang-orang Mukminin karena sujud dalam shalat lima waktu adalah wajib menurut kesepakatan kaum Muslimin.
Adapun sujud tilawah, masih terdapat perselisihan padanya[1]. Di ayat lain Allah Ta’ala berfirman : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah mereka bertawakal. Yaitu orang-orang yang mendirikan shalat dan orang yang menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya … .” (Al Anfal : 2-4)
Dalam ayat tersebut Allah menyebut sifat-sifat orang Mukmin dalam bentuk amal. Hal ini menunjukkan bahwa amal termasuk iman. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka) atau kedatangan Tuhanmu atau kedatangan sebagian tanda-tanda Tuhanmu. Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi keimanan seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman itu atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah : “Tunggulah olehmu, sesungguhnya kami pun menunggu (pula).” (Al An’am : 158)
Seperti itulah Allah menegaskan dalam firman-Nya bahwa keimanan orang-orang kafir, orang-orang yang mendustakan Rasul-Rasul-Nya, orang-orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya dan orang-orang yang menghalangi dari jalan-Nya, tidaklah bermanfaat ketika muncul tanda-tanda hari kiamat bagi mereka yang tidak beriman sebelumnya serta tidak melakukan amalan-amalan kebaikan di masa imannya. Ayat ini juga menunjukkan bahwa seluruh amal shalih termasuk bagian dari iman. Dan banyak lagi ayat-ayat lain yang menjadi dalil bahwa amal adalah bagian dari iman.
Sedangkan dalil-dalil dari sunnah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda kepada tamu rombongan Abdul Qais : “Aku memerintahkan kalian dengan empat perkara : Beriman kepada Allah semata. Apakah kalian mengetahui iman itu apa? Bersyahadat bahwa tidak ada ilah yang berhak kecuali Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan, dan kalian memberikan khumus (seperlima) dari rampasan perang.” (HR. Bukhari 523 dan Muslim 17 dari Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhu).
Dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam beliau bersabda : “Iman itu tujuh puluh lebih atau enam puluh lebih cabang. Paling utamanya adalah ucapan lailaha illallah. Dan paling rendahnya adalah menyingkirkan duri dari jalan. Dan malu termasuk cabang dari iman.” (HR. Bukhari 9 dan Muslim 35) Dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam beliau bersabda : “Seorang pezina tidak akan berzina sedang ia dalam keadaan beriman. Seorang peminum tidak akan minum khamr sedang ia dalam keadaan beriman. Dan seorang pencuri tidak akan mencuri sedang ia dalam keadaan beriman.” (HR. Bukhari 2475 dan Muslim 57).
Seandainya meninggalkan dosa-dosa besar tersebut bukan termasuk iman niscaya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam tidak menafikan kesempurnaan iman setiap pelaku dosa besar itu. Imam Syafi’i rahimahullah menyatakan : “Demikian halnya para Salafus Shalih dari kalangan shahabat, tabi’in, dan tabi’ut tabi’in seluruhnya sepakat bahwa iman adalah ucapan, amal, dan niat (i’tiqad) dan bahwasanya amal termasuk bagian dari iman[2].”
Bahkan mereka mengingkari dengan keras orang yang mengeluarkan amalan dari iman. Di antara yang mengingkari hal itu dan menganggapnya sebagai perkataan bid’ah adalah : Sa’id bin Jubair, Maimun bin Mihran, Qatadah, Ayyub As Sikhtiyani, An Nakhai, Az Zuhri, Ibrahim, Yahya bin Abi Katsir, dan lain-lain.
Imam Ats Tsauri berkata : “Pendapat itu adalah pendapat bid’ah. Kami mendapatkan manusia (para shahabat) berpendapat lain.” Imam Al Auza’i berkata : “Orang-orang terdahulu dari kalangan Salaf (shahabat) tidak memisahkan antara amal dengan iman.” Umar bin Abdul Aziz menulis surat kepada penduduk beberapa negeri : “Amma ba’du, sesungguhnya iman memiliki kewajiban-kewajiban dan syariat-syariat. Barangsiapa menyempurnakannya berarti imannya telah sempurna. Dan barangsiapa belum menyempurnakannya berarti imannya belum sempurna[3].” Syubhat Dan Jawabannya
Kalau dikatakan : “Dalam hadits Jibril (HR. Muslim nomor 8), Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam memisahkan antara Islam dan iman dan menjadikan seluruh amalan-amalan bagian dari Islam bukan dari iman.” Syubhat tersebut sesungguhnya telah dijawab oleh Al Imam Al Hafidh Abu Faraj Ibnu Rajab Al Hanbali dalam Jami’ul Ulum wal Hikam[4], beliau berkata : “Adapun metode menjama’ nash-nash (yang telah lewat, pent.) dengan hadits pertanyaan Jibril ‘Alaihis Salam tentang Islam dan iman, pemisalan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam antara keduanya dan beliau memasukkan amalan-amalan bagian dari Islam, bukan bagian dari iman sesungguhnya akan jelas jika mengikuti suatu kaidah ushul yaitu di antara nama-nama itu ada yang mencakup berbagai perkara ketika berdiri sendiri dan tidak berkaitan dengan yang lain. Ketika dikaitkan dengan nama lain maka nama tersebut hanya menunjukkan sebagian perkara saja, sedangkan nama yang dikaitkan dengannya menunjukkan sisanya, seperti fakir dan miskin.
Jika salah satu dari keduanya berdiri sendiri maka setiap orang yang butuh termasuk padanya. Namun jika keduanya dikaitkan maka salah satu nama tersebut menunjukkan sebagian dari jenis-jenis orang yang memiliki hajat dan selebihnya untuk yang lain. Demikian halnya nama Islam dan iman. Jika salah satu dari keduanya berdiri sendiri maka yang lain termasuk padanya. Salah satu dari keduanya menunjukkan yang lain ketika berdiri sendiri. Namun apabila keduanya digabungkan maka salah satu dari keduanya menunjukkan sebagian apa yang ditunjukkan ketika berdiri sendiri dan selebihnya untuk yang lain. Penjelasan semacam ini telah ditegaskan oleh sejumlah ulama, di antaranya adalah Abu Bakar Al Ismaili (wafat tahun 371 H). Beliau mengatakan dalam suratnya kepada penduduk suatu gunung : “Kebanyakan dari kalangan Ahlus Sunnah wal Jamaah berkata : Sesungguhnya iman itu adalah ucapan dan amal dan Islam adalah perbuatan yang diwajibkan Allah atas manusia untuk dikerjakan. Jika setiap nama disebutkan menurut definisinya masing-masing kemudian bergabung dengan nama lain, –seperti ucapan : Seluruh kaum Muslimin dan Mukminin– maka makna yang diinginkan dari salah satunya berbeda dengan yang diinginkan pada yang lain. Tetapi jika disebut satu saja dari dua nama itu maka mereka seluruhnya tercakup (artinya pengertian Muslim tercakup di dalamnya kalau disebutkan hanya kata Mukmin saja, ed.).”
Sebagai bukti atas kebenaran penjelasan itu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menafsirkan iman ketika disebutkan berdiri sendiri pada hadits tentang tamu rombongan Abdul Qais (yang telah lewat) –seperti penafsiran beliau terhadap Islam yang dikaitkan dengan iman dalam hadits Jibril. Sebaliknya, beliau menafsirkan Islam dengan penafsiran iman dalam hadits lain.
Hal ini bisa dilihat dalam Musnad Imam Ahmad[5] dari Amr bin Unaisah radliyallahu ‘anhu, dia berkata : Seseorang datang kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, kemudian berkata : “Wahai Rasulullah, apakah Islam itu?” Beliau bersabda : “Engkau menyerahkan hatimu untuk Allah dan kaum Muslimin selamat dari lisan (kata-katamu) dan tanganmu.” Dia bertanya lagi : “Islam yang manakah yang lebih utama?” Beliau bersabda : “Iman.” Dia bertanya : “Apakah iman itu?” Beliau bersabda : “Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan kebangkitan setelah mati.” Dia bertanya : “Amalan manakah yang lebih utama?” Beliau bersabda : “Engkau meninggalkan kejelekan.” Dia bertanya : “Hijrah mana yang lebih utama?” Beliau bersabda : “Berjihad.” Pada hadits di atas, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menjadikan iman sebaik-baik Islam. Dan beliau memasukkan amalan-amalan sebagai bagian dari iman. Dengan rincian ini, jelaslah permasalahan iman dan Islam, apakah keduanya mempunyai satu makna atau berbeda. Sesungguhnya Ahlus Sunnah dan hadits juga berselisih pendapat dalam masalah ini, sehingga mereka membuat berbagai tulisan menyangkut permasalahan tersebut.
Ada yang menyatakan bahwa keduanya (iman dan Islam) satu makna dan ini sesuai dengan jumhur ulama. Di antara mereka adalah : Muhammad bin Nashr Al Marwazi dan Ibnu Abdil Bar. Ucapan ini juga diriwayatkan dari Sufyan Ats Tsauri dari riwayat Ayyub bin Suwaid Ar Ramali dari Sufyan, cuma rawi Ayyub memiliki kelemahan.
Ada pula yang meriwayatkan dari Ahlus Sunnah bahwa keduanya berbeda makna. Seperti Abu Bakar bin As Sam’an dan lain-lain. Di antara kaum Salaf yang menyatakan tentang perbedaan ini adalah : Qatadah, Dawud bin Abi Hind, Abu Ja’far Al Baqir, Az Zuhri, Hammad bin Zaid, Ibnu Mahdi, Syuraik, Ibnu Abi Zi’bin, Ahmad bin Hanbal, Abu Khaitsamah, Yahya bin Ma’in, dan lain-lain, walaupun alasan pembedaannya berlainan. Al Hasan (Al Bashri) dan Ibnu Sirin berkata bahwa seseorang itu Muslim dan keduanya enggan menyatakan Mukmin. Tetapi dengan penjelasan yang kami (Ibnu Rajab) sebutkan, perbedaan itu terselesaikan. Maka dikatakan : “Jika Islam dan iman disebutkan dalam keadaan sendiri-sendiri maka tidak ada perbedaan di antara keduanya, sedangkan jika digabungkan maka keduanya memiliki perbedaan.” Akibat Buruk Mengeluarkan Amal Dari Iman
Pada pembahasan awal telah disinggung beberapa alasan pemahaman yang menyimpang dari i’tiqad Ahlus Sunnah wal Jamaah dalam masalah iman. Dari penyimpangan-penyimpangan itu akan muncul berbagai keyakinan yang mengancam akidah umat Islam, seperti ucapan Jahmiyah yang menyatakan iman adalah mengetahui dengan hati. Mereka menganggap orang-orang kafir memiliki iman, sebab Allah berfirman tentang orang-orang Quraisy : “Sesungguhnya mereka tidak mendustakan kamu akan tetapi orang-orang yang dhalim itu mengingkari ayat-ayat Allah.” (Al An’am : 33) “Orang-orang (yahudi dan nashrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri.” (Al Baqarah : 146)
Sedangkan orang-orang Karamiyah, mereka menganggap bahwa orang-orang munafik adalah Mukmin karena iman itu –menurut mereka– ialah ikrar (pernyataan) dengan lisan saja. Begitu pula Murjiah, mereka menganggap bahwa iman para Rasul sama dengan iman Fir’aun dan semisalnya. Iman para shahabat sama dengan iman kaum munafikin, sehingga berdasarkan seluruh ucapan sesat mereka itu gugurlah seluruh beban/perintah syariat. Sebab tidak ada perbedaan antara yang beramal dengan yang tidak beramal, yang beriman dengan yang tidak beriman di sisi mereka sama saja. Mudah-mudahan kita dilindungi Allah Subhanahu wa Ta’ala dari berbagai penyimpangan, baik akidah maupun manhaj dan menunjuki kita ke jalan yang lurus, jalannya para Nabi, shiddiqin, syuhada, dan orang-orang shalih. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.
[1] Lihat Salafy edisi 24 rubrik Ahkam.
[2] Bagi yang ingin merujuk kembali ucapan-ucapan mereka, silakan melihat kitab Syarah Ushul I’tiqad Ahlus Sunnah wal Jamaah.
[3] Dinukil dari Iqadhul Himam Al Muntaqa min Jami’il Ulum wal Hikam li Ibni Rajab Al Hanbali oleh Syaikh Salim bin Ied Al Hilali, halaman 59 cetakan Darul Ibnul Jauzi.
[4] Lihat Iqadhul Himam halaman 59-70, juga dijelaskan panjang lebar oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam kitab Al Iman halaman 129-137, cetakan Darul Hadits, Ibnu Abil ‘Izzi Al Hanafi dalam Syarah Al Aqidah Thahawiyah halaman 344-351, cetakan Maktabah Al Islami.
[5] Disebutkan oleh Syaikh Salim Al Hilali pada juz 4 halaman 114 dengan sanad-sanadnya yang shahih dan rawi-rawinya tsiqah/terpecaya.

Opera Mobile Windows 10 Portable

okeh.. kalian udeh pernah denger opera mobile untuk windows kan?? nah sebelonnye ane udeh buat posting tentang ini di mari tapi itu yg installer biasa aje, jadi suseh buat di bawa kmne2 en kurang higienis en ekonomis (apa hubungannye ye )

kali ini adalah opera mobile for windows portable .. jadi bisa dibawa kmne2 kalo mao ga ribet, waloupun bagi ente kurang kegunaannye ..

bicara masalah kegunaan, bisa aje ente bilang “ah ngapaen sih make gituan, kan udeh ada opera biasa, kan gue udeh punya GC” dsb, tapi ga mungkin toh opera buat software ginian yg kaga ada kegunaannye. berdasarken pengalaman, ginian kepake tuh kalo koneksi udeh jatoh alias lemot, trus kalo mao irit quota .. pasti kepake deh .. apelagi kite tau kan kalo tampilan opera mobile tuh ga semue widget ga ditampilin, itu bakalan ngebuat koneksi lebih cepet loadingnye .

penampakan:

terus kalo buat laman/blog berbasis wap, kan biasanye emang udeh ada tuh tampilan preview wap nye disitus tertentu, agar lebih jelasnye atau konkritnye, maka kite bisa buka wapnye di opera mobile for windows ini buat ngecek .

nah udeh tau kan kegunaannye.. bagus deh hehe
langsung aje download ga pake ribet

downlaod Opera Mobile Windows 10 Portable.exe – 7.0 MB

salam cilukba dari kucingapes !

Download 35 Ebook Kristologi (11.3 mb)

hadeehh.. mood gue buat nulis ko bekurang ye, payah juga dah ah
gue mao share 35 ebook kristologi, buat koleksi aje  kan lumayan tuh buat nambah ilmu ..

35 judulnye itu:

  1. 10 alasan
  2. 101 Bukti Yesus Bukan Tuhan
  3. Ajaran Kristen (Ahmadiyah)
  4. Alkitab di Dunia Modern
  5. Benarkah Yesus Tuhan
  6. Bible Quran dan Sains Modern
  7. Debat Kairo
  8. Dialog Islam Kristen
  9. Dialog Trinitas
  10. Injil Didache
  11. Islam Dihujat
  12. Kebohongan
  13. Kesaksian Seseorang Tentang Alkitab
  14. Kritik Bible
  15. Mana yang Porno
  16. Mana yang Bisa dipercaya
  17. Swara Muslim (kumpulan ebook)
  18. Membongkar Dusta Pendeta
  19. Menguak Misteri Muhammad
  20. Menyoalkan Kebangkitan dan Kenaikan Isa al-Masih
  21. Metodologi Bilble Dalam Studi Al-Qur’an
  22. Muhammad dan Kristus
  23. Muhammad dalam Kitab Suci Dunia
  24. Muhammad Dalam PL-PB
  25. Mustahil Kristen Bisa Menjawab
  26. Sejarah Alkitab
  27. Sejarah dan Dogma Kristologi
  28. Sejarah Misionaris
  29. Siapa Juru Selamat
  30. Silsilah
  31. The Choise
  32. The Passion of Jesus
  33. Titik Temu Islam Kristen
  34. Yesus Kashmir
  35. Yesus Maria

langsung aje cekibrod !

Liat ni, ciluuuk:

download (11,3 MB)
pass: utsmanganteng (narsis )

salam cilukba dari kucingapes !

Kunci Komputer Anda Pake Flashdisk Dengan ID USB Lock Key 1.2

apakah anda orang yang pelit? ato lepi/kompi anda adalah privasi anda (misalnye ada poto bokep pribadi lu gitu) sehingga anda kaga boleh orang minjem lepi/kompi?? kalo IYA, maka software ini sangat membantu anda melindungi foto bokep anda ( baca=privasi, hehe).

kegunaan software ini adalah untuk melindungi kompi/lepi anda dari tangan2 jahil saat kompi/lepi lagi nganggur ( pengalaman ).

cara kerja software ini sangat simpel, yakni jika telah menginstal ini maka cabutlah flashdisk anda lalu kuci maka kompi/lepi akan terkunci rapet rapet karena flashdisk udeh dicabut, kesimpulanye flashdisk anda adalah konci lepi/kompi anda .. mantep ga tuh haha

cara kerjanye yakni..

1. donlot dulu tong (ntar di bawah ada)
2. instal.. tar kaya gini nih

Liat ni, ciluuuk:

3. kalo udeh di instal jalankan softwarenye .

kalo kaga bisa kebuka otomatis, buka dari foldernye aje di C:\Program Files\ID Security Suite\ID USB Lock Key\Admin.exe
4. setelah muncul kaya gini

Liat ni, ciluuuk:

klik Generate Key, trus cek deh ke flashdisk ente, tar bakalan nongol folder ID Security Suite. kalo kaga nongol juga ga pape dah .. lalu lalu klik juga Launch sytray, maka akan muncul ikon baru (bentuknye kaya kabel USB) di kanan
5. Cabut flashdisk
6. kalo udeh di cabut, terus klik kanan ikon itu, klik lagi Lock the computer
7. teng tooong……. kompi/lepi ente akan terkunci dan muncul tampilan kaya gini

Liat ni, ciluuuk:

sekarang kalo mao ngebuka tinggal masukin aje flashdisk ente dan secara otomatis akan terbuka sendiri..

link downloadye:

pass: kucingapes

WARNING : Tidak dianjurkan bagi orang nyang pelupa en ceroboh ! karena kalo flashdisk ente lupa naro/ilang maka kompi/lepi kaga bisa di buka (kesian deh )

sekian semoga bermanfaat ..
silahkan disalahgunakan, ups

salam cilukba dari kucingapes !